10 bidang pekerjaan yang rawan gangguan pernapasan.
1. Konstruksi
Para pekerja yang menghirup debu di lokasi konstruksi atau renovasi bangunan berisiko menderita kanker paru-paru, mesothelioma dan asbestosis, penyakit yang menyebabkan parut pada paru-paru dan sempitnya saluran udara. Penyakit tersebut biasanya baru berkembang 20-40 tahun setelah terpapar serat asbes dan serat itu menumpuk di paru-paru.
2. Produksi
Pekerja pabrik setiap hari terpapar polutan seperti debu, bahan kimia, dan gas yang membuat mereka berisiko menderita penyakit paru-paru obstruktif kronis. Penyakit ini memiliki gejala utama napas pendek-pendek dan sesak.
3. Tenaga kesehatan
Penelitian menunjukkan 8-12 persen tenaga kesehatan sensitif pada bubuk residu yang ditemukan pada sarung tangan lateks, yang bisa memicu reaksi asma. "Meski kita tidak memakainya, namun berada dalam satu ruangan, bahan lateks itu bisa terhirup dan menyebabkan alergi," kata Dr.Harber Philip, MD, professor and chief of the UCLA Occupational and Environmental Medicine Division
4. Pabrik tekstil
Mereka yang bekerja di bidang tekstil, pengolahan produksi kapas dan serat lain, berisiko tinggi menderita bisinosis. Gejala utama penyakit ini adalah rasa sesak di dada dan gejala mirip asma. Bisinosis diakibatkan karena menghirup serbuk dari tumpukan bahan mentah yang berasal dari tumbuhan seperti serbuk bahan linen, benang atau tali rami.
5. Bartender
Menyajikan minuman di dalam ruangan yang penuh oleh asap rokok menyebabkan bartender berisiko tinggi terkena kanker paru, terutama jika ia sudah bertahun-tahun menjadi perokok pasif.
6. Pembuat roti
Penelitian di Amerika menunjukkan para pembuat roti merupakan kelompok yang berisiko tinggi menderita asma. Selain tepung, debu padi-padian, polen, dan zat pewarna sintetik juga bisa mencetuskan asma. "Pembuat roti yang terpapar partikel terigu sangat berisiko menderita asma," kata dr.Herber.
7. Industri otomotif
Risiko alergi dan asma juga dialami para pekerja di bidang otomotif, terutama di bidang perbaikan badan mobil (auto-body repair). Menghirup partikel industri serta bahan-bahan cat dalam periode lama juga bisa membuat partikel menetap permanen dalam paru.
8. Transportasi
Sopir truk angkutan dan juga sopir kendaraan umum berisiko tinggi menderita penyakit pernapasan. Studi tahun 2004 di Amerika menunjukkan tingginya angka kematian para sopir truk. Polusi udara yang ditimbulkan mobil atau asap pabrik juga bisa meningkatkan kadar ozon dan sulfur dioksida dalam udara. Terpapar polutan ini bisa menimbulkan sesak napas dan mengi pada penderita asma.
9. Pekerja tambang
Orang-orang yang bergelut di bidang tambang berisiko tinggi menderita paru hitam (pneumokoniosis pekerja batu bara) akibat menghirup debu batu bara selama periode sedikitnya di atas 10 tahun. Terpapar silika bebas juga bisa dialami orang yang bekerja di pemecahan batu, pemotongan granit, peledakan gunung pasir dan gunung batu, serta pembuatan jalan. Pada tahap awal, paru hitam dan silikosis tidak menimbulkan gangguan pernapasan namun bisa berkembang menjadi jaringan paru berparut yang luas.
10. Pemadam kebakaran
Para pemadam kebakaran sering menghirup asap yang mengandung bahan-bahan kimia yang berasal dari perabotan rumah. Berbagai bahan plastik, poliuretan, dan bahan sintetik lain yang sering dipakai dalam perabotan akan mengeluarkan racun bila dibakar. Bahan-bahan ini sangat berbahaya bagi paru dan bisa menimbulkan penyakit akut yang berat. International Association of Firefighter merekomendasikan petugas pemadam kebakaran untuk menggunakan alat pelindung pernapasan pada sekecil apa pun jenis kebakarannya.
1. Konstruksi
Para pekerja yang menghirup debu di lokasi konstruksi atau renovasi bangunan berisiko menderita kanker paru-paru, mesothelioma dan asbestosis, penyakit yang menyebabkan parut pada paru-paru dan sempitnya saluran udara. Penyakit tersebut biasanya baru berkembang 20-40 tahun setelah terpapar serat asbes dan serat itu menumpuk di paru-paru.
2. Produksi
Pekerja pabrik setiap hari terpapar polutan seperti debu, bahan kimia, dan gas yang membuat mereka berisiko menderita penyakit paru-paru obstruktif kronis. Penyakit ini memiliki gejala utama napas pendek-pendek dan sesak.
3. Tenaga kesehatan
Penelitian menunjukkan 8-12 persen tenaga kesehatan sensitif pada bubuk residu yang ditemukan pada sarung tangan lateks, yang bisa memicu reaksi asma. "Meski kita tidak memakainya, namun berada dalam satu ruangan, bahan lateks itu bisa terhirup dan menyebabkan alergi," kata Dr.Harber Philip, MD, professor and chief of the UCLA Occupational and Environmental Medicine Division
4. Pabrik tekstil
Mereka yang bekerja di bidang tekstil, pengolahan produksi kapas dan serat lain, berisiko tinggi menderita bisinosis. Gejala utama penyakit ini adalah rasa sesak di dada dan gejala mirip asma. Bisinosis diakibatkan karena menghirup serbuk dari tumpukan bahan mentah yang berasal dari tumbuhan seperti serbuk bahan linen, benang atau tali rami.
5. Bartender
Menyajikan minuman di dalam ruangan yang penuh oleh asap rokok menyebabkan bartender berisiko tinggi terkena kanker paru, terutama jika ia sudah bertahun-tahun menjadi perokok pasif.
6. Pembuat roti
Penelitian di Amerika menunjukkan para pembuat roti merupakan kelompok yang berisiko tinggi menderita asma. Selain tepung, debu padi-padian, polen, dan zat pewarna sintetik juga bisa mencetuskan asma. "Pembuat roti yang terpapar partikel terigu sangat berisiko menderita asma," kata dr.Herber.
7. Industri otomotif
Risiko alergi dan asma juga dialami para pekerja di bidang otomotif, terutama di bidang perbaikan badan mobil (auto-body repair). Menghirup partikel industri serta bahan-bahan cat dalam periode lama juga bisa membuat partikel menetap permanen dalam paru.
8. Transportasi
Sopir truk angkutan dan juga sopir kendaraan umum berisiko tinggi menderita penyakit pernapasan. Studi tahun 2004 di Amerika menunjukkan tingginya angka kematian para sopir truk. Polusi udara yang ditimbulkan mobil atau asap pabrik juga bisa meningkatkan kadar ozon dan sulfur dioksida dalam udara. Terpapar polutan ini bisa menimbulkan sesak napas dan mengi pada penderita asma.
9. Pekerja tambang
Orang-orang yang bergelut di bidang tambang berisiko tinggi menderita paru hitam (pneumokoniosis pekerja batu bara) akibat menghirup debu batu bara selama periode sedikitnya di atas 10 tahun. Terpapar silika bebas juga bisa dialami orang yang bekerja di pemecahan batu, pemotongan granit, peledakan gunung pasir dan gunung batu, serta pembuatan jalan. Pada tahap awal, paru hitam dan silikosis tidak menimbulkan gangguan pernapasan namun bisa berkembang menjadi jaringan paru berparut yang luas.
10. Pemadam kebakaran
Para pemadam kebakaran sering menghirup asap yang mengandung bahan-bahan kimia yang berasal dari perabotan rumah. Berbagai bahan plastik, poliuretan, dan bahan sintetik lain yang sering dipakai dalam perabotan akan mengeluarkan racun bila dibakar. Bahan-bahan ini sangat berbahaya bagi paru dan bisa menimbulkan penyakit akut yang berat. International Association of Firefighter merekomendasikan petugas pemadam kebakaran untuk menggunakan alat pelindung pernapasan pada sekecil apa pun jenis kebakarannya.